Search Here

Download

Thursday, April 12, 2012

Wadah yang Mampu Mengubah Kepahitan Hidup

Harga BBM naik, biaya pendidikan tinggi, tugas kuliah numpuk, di benci orang tercinta, sakit kronis, nilai ujian jelek, gak bisa move on, tidak bisa mendapatkan salah satu yang kita inginkan, mana yang pernah anda rasakan dari yang saya sebutkan tadi? Seberapa sedihkah dan apa reaksi teman-teman ketika mengalami itu? Apakah ini yang anda lakukan dalam menghadapi kepahitan hidup ini, anda akan sangat sedih, sedang-sedang saja, mampu menerimanya dengan lapang dada, atau malah  anda akan melakukan hal-hal yang membahayakan diri dan menyakiti diri dalam menghadapi kepahitan hidup ini?  Semoga teman-teman termasuk dalam golongan yang bisa menerima kepahitan hidup ini dengan lapang dada. Akan tetapi, bagaimana caranya kita bisa menghadapi kepahitan hidup ini dengan lapang dada? Apakah itu bisa dilakukan semudah membalikkan telapak tangan?


Kalau pertanyaan-pertanyaan itu yang timbul pada benak teman-teman maka jawabannya ada pada kemauan teman-teman. Sebenarnya kepahitan hidup ini adalah sama, tidak kurang dan  tidak lebih. Semua tergantung bagaiman kita bisa menyesuakan diri kita untuk bisa menghadapi semua kepahitan hidup ini. Ibarat sesendok teh garam yang dimasukkan ke dalam segelas air maka air itu akan menjadi pahit. Akan tetapi jika sesendok garam itu kita masukkan ke telaga atau sungai atau air di tempat yang lebih besar maka air akan tetap terasa segar. Lalu apa kesimpulan dari cerita itu? Ibaratkan garam itu adalah kepahitan teman-teman, maka teman-teman adalah wadah yang berisi air. Ketika teman-teman memposisikan diri sebagai gelas maka setiap kepahitan hidup yang teman-teman alami akan terasa sangat pahit. Akan tetapi, jika teman-teman mampu mengubah dan memposisikan diri teman-teman sebagai telaga yang berisi air lebih banyak dan segar maka kepahitan itu tidak akan terasa dan air tetap segar.

Teman-teman, derajat kepahitan yang akan kita rasakan itu tergantung dari wadah yang kita miliki dan perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita sebagai wadah dari semua perasaan kita danbagaimana cara kita menjadikan hati sebagai wadah dari segala perasaan yang kita alami dalam hidup ini. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas , jadikanlah hatimu itu laksana telaga yang luas yang berisi air yang mampu meredam sesendok garam atau kepahitan hidup ini menajadi kesegaran dan kebahagiaan. Lapangakanlah dadamu dalam setiap mengahadapi kepahitan ini karena itulah satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk merubah kepahitan menjadi kebahagian.


Semoga bermanfaat :D


"Tidak ada eksperimen yang mampu membuktikan aku benar, tapi sebaliknya satu eksperiman saja bisa membuktikan aku salah." ---Albert Einstein---

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More