Hampir semua orang pernah mengalami yang namanya sakit. Hal-hal
yang sering kita lakukan ketika sakit adalah pergi ke dokter atau langsung membeli
obat ke apotek. Kita berharap kesembuhan dari melakukan hal tersebut. Akan
tetapi, dengan sudah melakukan hal tersebut
bukanlah jaminan untuk sembuh. Kalau menurut saya ada dua faktor
penyembuh dari sakit,
1. Kehendak Allah SWT
Maksut saya dengan kehendak Allah, kita
harus berdoa akan kesembuhan kita pada Allah, kita meminta kesembuhan kita
kepada Allah bukan kepada dokter atau kepada obat-obat yang si dokter berikan. Sering
kita melakukan hal ini, yaitu berharap kepada obat dan yang datang bukanlah
kesembuhan tetapi malah sakit yang tak kunjung sembuh. Untuk memperjelas, saya
akan bercerita sedikit yang sekiranya cerita ini akan menginspirasi dan
membantu anda memahami maksut saya. Cerita ini saya dapat ketika kutbah jum’at
yang kurang lebihnya adalah sebagai berikut:
“Suatau hari Nabi Musa mengalami sakit gigi yang sangat menyiksa. Lalu, beliau
mengadukan hal ini kepada Allah SWT. Karena rasa sayangnya kepada Musa yang
telah bermunajat Kepada-NYA, Allah memberi petunjuk kepada Musa bahwa sakit
giginya akan sembuh dengan memasukkan/menempelkan sebuah rumput ke giginya yang
sakit. Tanpa membuang waktu nabi Musa langsung mencari rumput tersebut. Setelah
ketemu rumput tersebut langsung dimasukkan ke giginya yang sakit. Besoknya,
sakit gigi Nabi Musa sembuh, dan beliau pun mengucap hamdallah sebagai rasa
syukur kepada Allah.
Beberapa hari kemudian gigi Nabi Musa sakit
lagi, tanpa pikir panjang lalu beliau
segera mencari rumput yang telah berhasil menyembuhkan sakit giginya kemarin.
Setelah didapat, rumput tersebut segera dimasukkan ke giginya. Akan tetapi
besok paginya, bukan kesembuhan yang didapat Nabi musa, sakit giginya malah
bertambah parah. Karena bingung kenapa rumput yang kemarin bisa menyembuhkan
giginya tidak bisa berguna lagi, maka Nabi Musa mengadu pada Allah SWT. Kemudian
terjadilah percakapan antara Musa dan Tuhannya.
“Hai Musa! Aku telah mengetahui semua yang telah engkau
alami.”
“Engkaulah memang
satu-satunya Yang Maha Mengetahui, wahai Tuhanku dan Tuhan sekalian alam,”
jawab Musa.
“Hai Musa, ketahuilah
bahwasannya ada sebuah pelajaran berharga dari semua kejadian yang telah engkau alami, wahai Nabiku.”
“Hikmah apakah yang Engkau
maksudkan, ya Robb?”
“Tentang ikhtiarmu yang keliru.”
“Maksud Engkau?”
“Sadarilah wahai Musa, dahulu
saat pertama kali engkau menderita sakit dan mengadu kepadaku bukankah Aku
telah menunjukimu tentang sebuah tanaman yang dapat menjadi penawar bagi
sakitmu?”
“Benar, wahai Tuhanku!”
“Dan saat Engkau
menggunakannya sebagai obat dan ternyata mujarab, engkau kemudian menganggapnya
sebagai sang penyembuh sakitmu.”
Musa masih Khusyu’ mendengar
“Ceramah” Tuhannya.
“Kemudian,” lanjut Tuhan,
“Setelah selang beberapa waktu saat engkau mengalami sakit yang sama seketika
itu pula engkau segera mencari tanaman yang terlanjur engkau anggap sebagai
sang penyembuh sakitmu itu, bukan?. Dan setelah engkau menggunakannya sebagai
obat ternyata tidak manjur seperti dahulu, bukan? Nah disinilah letak
kekhilafanmu, wahai Musa. Engkau lupa bahwasnnya yang bisa menyembuhkan segala
penyakit adalah Aku. Obat hanyalah sebagai perantara saja. Terserah mau ku
letakkan dimana bentuk kesembuhan dari sebuah penyakit. Semua itu kulakukan
untuk melihat sejauh mana manusia berikhtiar menjemput kesembuhannya. Ingat,
berbagai bentuk obat hanyalah sebuah perantara karena hak untuk menyembuhkan
hanyalah di tanganKu. Mengertikah engkau Musa?”
Musa yang sedari tadi
termangu mendengar “Khotbah” Tuhannya mendadak terkesiap dan sadar. Ia pun
kemudian beristiqfar atas kekhilafannya dan bertasbih memuji ke –Maha Suci- an
Tuhannya.
2 2. Kemauan Untuk Sembuh
Tentunya kesembuhan itu tidak akan datang
jika orang yang sakit tidak ada kemauan untuk sembuh. Langkah pertama yang
perlu kita lakukan untuk sembuh adalah meminta petunjuk kepada Allah (saya
yakin Allah akan mengabulkannya) lalu kita jalankan petunjukkan yang telah
diberikan Allah yaitu pergi ke dokter orang orang ahli lainnya dalam bidang
kesehatan.
Kembali saya akan bercerita lagi untuk
meyakiknkan anda bahwa kesembuhan itu erat hubungannya dengan kemauan untuk
sembuh dan doa serta kehendak Allah. Ini cerita tentang pengalaman pribadi
keluarga saya.
“Waktu itu ayah saya menderita tumor di
kepala, walaupun belum menjadi tumor yang ganas akan tetapi itu sudah sangat
mengganggu karena ayah saya sudah tidak bisa beraktivitas sperti biasanya.
Hampir 3 tahun ayah saya berobat kesana kemari tapi tetap saja tumor itu belum
sembuh. Karerena sudah lama dan tumor juga semakin besar, akhirnya ayah saya
memutuskan untuk operasi. Kami sekeluarga hanya bisa berdoa. Ketika keputusan
untuk operasi diambil, datang seorang kerabat yang memberi saran kepada ayah
saya untuk minum jamu alternatif kunyit putih/kunyit mangga. Karena masih ada
jarak wakatu 3 bulan antara saat pengambilan keputusan dengan operasi
sebenarnya (dikarenakan mengurus surat dan daftar kesini situ) maka ayah saya
mencoba obat tersebut. Akhirnya waktu operaasi tiba, Ayah saya pun segera
berangkat rumah sakit bersama om saya sekitar pukul 10 pagi. Kami dirumah hanya
bisa berdoa lagi. Akan tetapi8, selang 15 menit ayah saya sudah kembali padahal
jarak rumah sakit minimal ditempuh dalam waktu 30 menit belum ditambah waktu
untuk operasi. Ternyata ketika di jalan tumor ayah saya yang mau pecah ini
sudah pecah dengan sendirinya. Akhirnya operasi pun dibatalkan dan Alhadullilah
ayah saya bisa sehat seperti sedia kala sampai saat ini”.
Dengan sedikit cerita tersebut telah terbukti bahwa kesembuhan itu berdasarkan dari kemauan orang
yang sakit untuk sembuh (dengan berdoa, yakin sembuh, dan tetap berobat) dan
yang paling utama adalah berkat kehendak Allah.
Thanks to : Kedai Musyafucin
0 comments:
Post a Comment