Search Here

Download

Monday, April 23, 2012

Bukan Dokter/Obat yang Menyembuhkan Anda


Hampir semua orang pernah mengalami yang namanya sakit. Hal-hal yang sering kita lakukan ketika sakit adalah pergi ke dokter atau langsung membeli obat ke apotek. Kita berharap kesembuhan dari melakukan hal tersebut. Akan tetapi, dengan sudah melakukan hal tersebut  bukanlah jaminan untuk sembuh. Kalau menurut saya ada dua faktor penyembuh dari  sakit,



      1. Kehendak Allah SWT

Maksut saya dengan kehendak Allah, kita harus berdoa akan kesembuhan kita pada Allah, kita meminta kesembuhan kita kepada Allah bukan kepada dokter atau kepada obat-obat yang si dokter berikan. Sering kita melakukan hal ini, yaitu berharap kepada obat dan yang datang bukanlah kesembuhan tetapi malah sakit yang tak kunjung sembuh. Untuk memperjelas, saya akan bercerita sedikit yang sekiranya cerita ini akan menginspirasi dan membantu anda memahami maksut saya. Cerita ini saya dapat ketika kutbah jum’at yang kurang lebihnya adalah sebagai berikut:

“Suatau hari Nabi Musa mengalami sakit gigi yang sangat menyiksa. Lalu, beliau mengadukan hal ini kepada Allah SWT. Karena rasa sayangnya kepada Musa yang telah bermunajat Kepada-NYA, Allah memberi petunjuk kepada Musa bahwa sakit giginya akan sembuh dengan memasukkan/menempelkan sebuah rumput ke giginya yang sakit. Tanpa membuang waktu nabi Musa langsung mencari rumput tersebut. Setelah ketemu rumput tersebut langsung dimasukkan ke giginya yang sakit. Besoknya, sakit gigi Nabi Musa sembuh, dan beliau pun mengucap hamdallah sebagai rasa syukur kepada Allah.

Beberapa hari kemudian gigi Nabi Musa sakit lagi, tanpa pikir panjang  lalu beliau segera mencari rumput yang telah berhasil menyembuhkan sakit giginya kemarin. Setelah didapat, rumput tersebut segera dimasukkan ke giginya. Akan tetapi besok paginya, bukan kesembuhan yang didapat Nabi musa, sakit giginya malah bertambah parah. Karena bingung kenapa rumput yang kemarin bisa menyembuhkan giginya tidak bisa berguna lagi, maka Nabi Musa mengadu pada Allah SWT. Kemudian terjadilah percakapan antara Musa dan Tuhannya.

“Hai Musa! Aku telah mengetahui semua yang telah engkau alami.”


“Engkaulah memang satu-satunya Yang Maha Mengetahui, wahai Tuhanku dan Tuhan sekalian alam,” jawab Musa.

“Hai Musa, ketahuilah bahwasannya ada sebuah pelajaran berharga dari semua kejadian yang telah engkau alami, wahai Nabiku.”

“Hikmah apakah yang Engkau maksudkan, ya Robb?”

“Tentang ikhtiarmu yang keliru.”


“Maksud Engkau?”

“Sadarilah wahai Musa, dahulu saat pertama kali engkau menderita sakit dan mengadu kepadaku bukankah Aku telah menunjukimu tentang sebuah tanaman yang dapat menjadi penawar bagi sakitmu?”

“Benar, wahai Tuhanku!”

“Dan saat Engkau menggunakannya sebagai obat dan ternyata mujarab, engkau kemudian menganggapnya sebagai sang penyembuh sakitmu.”

Musa masih Khusyu’ mendengar “Ceramah” Tuhannya.

“Kemudian,” lanjut Tuhan, “Setelah selang beberapa waktu saat engkau mengalami sakit yang sama seketika itu pula engkau segera mencari tanaman yang terlanjur engkau anggap sebagai sang penyembuh sakitmu itu, bukan?. Dan setelah engkau menggunakannya sebagai obat ternyata tidak manjur seperti dahulu, bukan? Nah disinilah letak kekhilafanmu, wahai Musa. Engkau lupa bahwasnnya yang bisa menyembuhkan segala penyakit adalah Aku. Obat hanyalah sebagai perantara saja. Terserah mau ku letakkan dimana bentuk kesembuhan dari sebuah penyakit. Semua itu kulakukan untuk melihat sejauh mana manusia berikhtiar menjemput kesembuhannya. Ingat, berbagai bentuk obat hanyalah sebuah perantara karena hak untuk menyembuhkan hanyalah di tanganKu. Mengertikah engkau Musa?”

Musa yang sedari tadi termangu mendengar “Khotbah” Tuhannya mendadak terkesiap dan sadar. Ia pun kemudian beristiqfar atas kekhilafannya dan bertasbih memuji ke –Maha Suci- an Tuhannya.

2    2. Kemauan Untuk Sembuh

Tentunya kesembuhan itu tidak akan datang jika orang yang sakit tidak ada kemauan untuk sembuh. Langkah pertama yang perlu kita lakukan untuk sembuh adalah meminta petunjuk kepada Allah (saya yakin Allah akan mengabulkannya) lalu kita jalankan petunjukkan yang telah diberikan Allah yaitu pergi ke dokter orang orang ahli lainnya dalam bidang kesehatan.
Kembali saya akan bercerita lagi untuk meyakiknkan anda bahwa kesembuhan itu erat hubungannya dengan kemauan untuk sembuh dan doa serta kehendak Allah. Ini cerita tentang pengalaman pribadi keluarga saya.
“Waktu itu ayah saya menderita tumor di kepala, walaupun belum menjadi tumor yang ganas akan tetapi itu sudah sangat mengganggu karena ayah saya sudah tidak bisa beraktivitas sperti biasanya. Hampir 3 tahun ayah saya berobat kesana kemari tapi tetap saja tumor itu belum sembuh. Karerena sudah lama dan tumor juga semakin besar, akhirnya ayah saya memutuskan untuk operasi. Kami sekeluarga hanya bisa berdoa. Ketika keputusan untuk operasi diambil, datang seorang kerabat yang memberi saran kepada ayah saya untuk minum jamu alternatif kunyit putih/kunyit mangga. Karena masih ada jarak wakatu 3 bulan antara saat pengambilan keputusan dengan operasi sebenarnya (dikarenakan mengurus surat dan daftar kesini situ) maka ayah saya mencoba obat tersebut. Akhirnya waktu operaasi tiba, Ayah saya pun segera berangkat rumah sakit bersama om saya sekitar pukul 10 pagi. Kami dirumah hanya bisa berdoa lagi. Akan tetapi8, selang 15 menit ayah saya sudah kembali padahal jarak rumah sakit minimal ditempuh dalam waktu 30 menit belum ditambah waktu untuk operasi. Ternyata ketika di jalan tumor ayah saya yang mau pecah ini sudah pecah dengan sendirinya. Akhirnya operasi pun dibatalkan dan Alhadullilah ayah saya bisa sehat seperti sedia kala sampai saat ini”.

Dengan sedikit cerita tersebut telah terbukti bahwa  kesembuhan itu berdasarkan dari kemauan orang yang sakit untuk sembuh (dengan berdoa, yakin sembuh, dan tetap berobat) dan yang paling utama adalah berkat kehendak Allah.


Thanks to : Kedai Musyafucin

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More